Sejarah Warisan

PRASASTI TALANG TUO

Telah ditemui sebuah prasasti di Desa Gandus oleh Residen Belanda di Palembang yang bernama Constant Westenenk pada 17 November 1920.

Prasasti Talang Tuo adalah piagam ‘Pranindhana’ atau pemberian hadiah oleh raja Sriwijaya kepada masyarakat.

Kini, prasasti ini disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta

Alih bahasa:

1. Svasti! Pada tahun Saka 606, pada hari ke-2 di bulan purnama caitra, inilah waktu Taman Sriksetra dibuat.

2. Yang diberikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa sebagai suatu pemberian dengan pesan untuk menanam sebanyak mungkin pohon kelapa, pinang, aren,

3. sagu, dan sebagainya di mana buahnya dapat dimakan, termasuk aur, buluh, betung, dan tanaman sejenisnya.

4. Bersama dengan kebun-kebun, telaga-telaga, dan danau-danau lainnya. Semua ini didedikasikan demi kebahagiaan semua makhluk, demi kesejahteraan semua makhluk dan demi kebaikan lingkungan.

5. Agar semua upaya mulia ini membawa kebahagiaan dalam banyak cara. Semoga beliau tak pernah kekurangan makanan dan air untuk diminum. Agar semua yang telah beliau buat seperti ladang dan kebun.

6. Menghidupi kehidupan banyak orang. Agar semua rakyatnya hidup sejahtera. Agar beliau selalu bebas dari semua mara bahaya, kejahatan, sakit dan susah tidur.

7. Agar beliau selalu sukses, bintangnya bersinar terang, bebas dari penyakit dan awet muda.

8. Agar semua rakyatnya setia dan berdedikasi kepadanya. Agar tak seorang teman pun pernah mengkhianatinya dan para istrinya selalu setia. Di manapun beliau berada, agar tak ada pencurian, penipuan, pembunuhan, dan pelecehan seksual.

9. Agar beliau bertemu sahabat spiritual (kalyanamitra), mengembangkan bodhicitta dengan cinta kasih.

10. Mengandalkan Triratna dan tak pernah meninggalkan Triratna, selalu menjalankan pengentasan diri (nihsarana), sila, kshanti dengan virya.

11. Mengetahui perbedaan antara baik dan tidak, memiliki samadhi, prajna (intelek spiritual), smrti (perhatian penuh), untuk mencapai keadaan mahasattva.

12. Dengan vajrasarira – tubuh vajra yang sempurna dan penuh daya, menghilangkan kesalahpengertian (avidya), mempunyai kemampuan mengingat kehidupan-kehidupan lampau, memiliki indera-indera dan penampilan yang sempurna.

13. Dengan ucapan sempurna bagaikan suara Brahma yang muncul secara spontan seperti permata pengabul keinginan (cintamani nidhana), mengatasi halangan-halangan pengetahuan (jnanavacita), halangan-halangan karma (karmavacita) dan halangan-halangan klesha (kleshavacita).

14. Hingga akhirnya mencapai Penggugahan yang Tak Terbandingkan, Lengkap dan Sempurna (Annuttarabhisamyaksambodhi).

Kredit alih bahasa:
http://kekunaan.blogspot.my/2012/06/prasasti-talang-tuo.html?m=1

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *